Rasa Unik Coto Makassar Khas Sulawesi

Kalau kita bicara soal kuliner khas Indonesia, rasanya tidak akan pernah ada habisnya. Setiap daerah punya hidangan istimewa dengan cita rasa yang menggambarkan budaya setempat. Dari sekian banyak kuliner Nusantara, coto Makassar adalah salah satu yang wajib banget dicoba, terutama kalau berkunjung ke Sulawesi Selatan.

Hidangan berkuah ini bukan sekadar makanan berisi daging dan rempah. Lebih dari itu, coto Makassar adalah warisan budaya yang sudah ada sejak zaman kerajaan Gowa-Tallo, bahkan dipercaya sudah dikonsumsi para bangsawan dan prajurit pada masa lalu. Yuk, kita kupas lebih dalam tentang rasa unik coto Makassar, sejarahnya, hingga cara menikmati sajian ini dengan benar-benar nikmat.


Sejarah dan Asal-Usul Coto Makassar

Coto Makassar diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16. Pada masa itu, kerajaan Gowa dikenal kuat dan makmur, sehingga kuliner pun berkembang pesat. Coto disajikan untuk raja, keluarga kerajaan, hingga tamu penting sebagai bentuk penghormatan.

Berbeda dengan soto dari daerah lain di Indonesia, coto punya racikan bumbu khusus yang disebut rempah khas Makassar. Kuahnya berwarna cokelat pekat karena menggunakan kacang tanah yang dihaluskan lalu dimasak bersama rempah-rempah. Inilah yang membuat rasanya begitu kaya dan berbeda dari soto biasa.


Ciri Khas Rasa Coto Makassar

Setiap mangkuk coto Makassar menawarkan pengalaman rasa yang sulit dilupakan. Ada beberapa hal yang membuatnya berbeda dari sup atau soto lainnya.

1. Kuah Kacang yang Pekat

Kuah coto dibuat dari rebusan daging sapi bercampur jeroan, lalu diberi kacang tanah goreng yang dihaluskan. Hasilnya adalah kuah gurih, kental, dan punya aroma khas.

2. Rempah Nusantara yang Kaya

Bumbu coto terdiri dari lebih dari 10 jenis rempah, termasuk lengkuas, serai, jahe, ketumbar, kayu manis, hingga kluwek. Perpaduan inilah yang menciptakan rasa dalam setiap suapan.

3. Daging dan Jeroan Sapi

Isi utama coto biasanya daging sapi, lidah, hati, babat, dan limpa. Semua dimasak hingga empuk tapi tetap kenyal, menambah tekstur unik di dalam mangkuk.

4. Sambal Tauco sebagai Pelengkap

Coto Makassar tidak lengkap tanpa sambal tauco. Rasa asin, pedas, dan sedikit asam dari tauco memberi kejutan di tengah gurihnya kuah kacang.


Cara Penyajian Coto Makassar yang Autentik

Selain rasa, cara penyajian coto juga punya keunikan tersendiri. Biasanya, coto tidak disajikan dengan nasi putih biasa, melainkan dengan burasa atau ketupat khas Makassar.

  • Burasa adalah lontong khas Sulawesi yang dimasak dengan santan dan dibungkus daun pisang. Teksturnya lebih gurih dibanding lontong Jawa.
  • Ketupat tetap menjadi pilihan populer, terutama untuk mereka yang suka sensasi lebih ringan.

Perpaduan kuah gurih, daging empuk, dan karbohidrat dari burasa membuat satu porsi coto terasa lengkap, hangat, dan bikin kenyang.


Ragam Coto di Sulawesi

Walaupun dikenal dengan nama umum “coto Makassar”, setiap daerah di Sulawesi Selatan punya sedikit perbedaan dalam penyajiannya.

1. Coto Gagak

Salah satu coto paling terkenal yang ada di Makassar. Dinamakan sesuai nama jalan tempat warung legendarisnya berdiri. Kuahnya lebih kental dan kaya kacang.

2. Coto Nusantara

Versi ini populer karena warungnya sudah ada puluhan tahun dan jadi langganan pejabat hingga wisatawan. Kuahnya lebih ringan, cocok untuk yang baru pertama mencoba.

3. Coto Ala Rumah Tangga

Banyak masyarakat Sulawesi membuat coto dengan resep turun-temurun, kadang tanpa menggunakan semua jenis jeroan, hanya daging sapi dan sedikit hati. Rasanya tetap otentik tapi lebih sederhana.


Filosofi dan Nilai Budaya dalam Coto

Coto Makassar bukan sekadar hidangan, tapi juga simbol kebersamaan. Biasanya coto disajikan saat acara keluarga, hajatan, atau perayaan penting. Filosofinya sederhana: satu mangkuk coto menyatukan rasa dan cerita, membuat momen kumpul jadi lebih hangat.