7 Tempat Makan Unik dengan Sejarah Panjang

Jalan-jalan kuliner bukan cuma soal rasa, tapi juga cerita. Di Indonesia, banyak warung dan restoran yang sudah berdiri puluhan, bahkan ratusan tahun, menyimpan kisah unik tentang para pendiri, perubahan zaman, hingga tradisi lokal. Buat kamu yang suka wisata kuliner sekaligus menelusuri jejak sejarah, berikut rekomendasi tempat makan unik sejarah yang wajib masuk daftar kunjungan.
1. Nasi Kapau Gadang, Bukittinggi
Jejak Resep dari Nagari Kapau
Berdiri sejak awal abad ke-20, warung Nasi Kapau Gadang di Bukittinggi mengusung konsep prasmanan Minangkabau otentik. Piring-piring lauk—rendang, gulai tunjang, ayam pop—disusun tinggi, sesuai tradisi Kapau. Keunikan nama “Gadang” (besar) merujuk pada porsi lauknya yang melimpah.
Suasana Tradisional yang Terjaga
Dinding warung dihiasi foto-foto hitam putih generasi pertama pemilik, lengkap dengan tulisan tangan resep rahasia. Menikmati sepiring Nasi Kapau di sini serasa menyantap warisan budaya Minang yang tak lekang oleh waktu.
2. Soto Lamongan Cak Har, Jakarta
Dari Gerobak ke Restoran Ternama
Sejak 1972, obyek wisata kuliner Jakarta ini memulai perjalanannya dengan gerobak di Pasar Senen. Berkat kuah bening gurih dan suwiran ayam kampung, Soto Lamongan Cak Har meledak popularitasnya. Kini, cabang-cabangnya menjangkau berbagai pusat perbelanjaan.
Catatan Sejarah di Menu dan Interior
Setiap gerai memajang replika gerobak kayu kuno dan foto pendiri yang sedang menyendok soto. Label menu mempertahankan istilah “Soto Lamongan Cak Har Sejati” sebagai bukti resep asli.
3. Roti Bakar Roxy, Bandung
Legenda Kopi dan Roti Bakar Sejak 1960-an
Roxy semula kafe kecil di kawasan Cihampelas, Bandung. Menu andalannya: roti bakar tebal dioles margarin dan susu kental manis. Aroma panggangnya menjadi magnet bagi pelajar dan pekerja kantoran.
Ritual Nongkrong Generasi ke Generasi
Generasi tua hingga muda masih antre di bangku kayu; obrolan hangat sambil menyeruput kopi hitam pekat jadi tradisi. Roxy merekam catatan penjualan harian dalam buku tulis, beberapa halaman yang usang kini dipajang untuk pengunjung.
4. Bakmi Gajah Mada, Surabaya
Sejarah Bakmi Keturunan Tionghoa
Sejak 1955, Bakmi Gajah Mada mempopulerkan mie ayam dengan resep campuran kecap asin, minyak bawang, dan kaldu ayam kampung. Nama Gajah Mada diambil dari sejarah Majapahit, melambangkan “kemegahan rasa”.
Vibe Jawa-Tionghoa yang Kental
Interior menampilkan hiasan klenengan dan lampion merah, serta kayu jati antik. Aroma kecap manis dan daun bawang yang harum membawa kembali kenangan masa kecil banyak keluarga Surabaya.
5. Lontong Kari Hj. Lamti, Yogyakarta
Heritage Kuliner Keraton
Berdiri pada 1930-an, Lontong Kari Hj. Lamti dulunya langganan bangsawan kraton. Kuah kari kuningnya kaya rempah—kunyit, jahe, serai—dimasak berjam-jam. Lontong digulung besar, dipotong, lalu disiram kuah dan taburan bawang goreng.
Sajian dengan Tata Cara Adat
Khusus saat perayaan sekaten, Hj. Lamti biasanya menata lontong di piring besar, dilengkapi lauk ayam suwir dan sambal kere. Tradisi ini kini dirayakan setiap akhir tahun sebagai bentuk penghormatan.
6. Es Campur Mawar, Makassar
Legenda Minuman Penyegar Sejak 1920
Es campur Mawar muncul sebagai minuman khas Makassar yang dijual pedagang keliling. Bahan utamanya: sirup mawar, cincau, nata de coco, dan potongan buah segar. Warnanya merah muda ceria, mengobati panas terik kota.
Penjual Keliling dengan Gerobak Klasik
Gerobak tua berornamen ukiran kayu membawa botol sirup Ma-war dan es batu. Sekarang, beberapa keturunan pemilik warung telah membuka kafe kecil, tapi tetap menjaga resep asli.
7. Gudeg Yu Djum, Yogyakarta
Sejarah Gudeg Rumahan yang Naik Kelas
Gudeg Yu Djum bermula dari gerobak kaki lima pada 1950-an, dimulai oleh Ny. Djumilah. Citarasa manis gudeg matang sempurna, dipadukan dengan krecek pedas, menggaet perhatian wisatawan hingga kini.
Rantai Waralaba dengan Sentuhan Tradisi
Meski telah berekspansi ke beberapa kota, Yu Djum mempertahankan teknik masak tradisional—memasak tiruan nangka muda selama 10 jam dalam gentong tanah liat. Beberapa gerai menampilkan gentong kuno sebagai dekorasi utama.
Menelusuri tempat makan unik dengan sejarah panjang memberikan pengalaman lebih dari sekadar mencicipi kuliner; kamu diajak menyentuh perjalanan waktu. Dari warung kaki lima hingga restoran legendaris, setiap sudut meja menyimpan cerita tentang keberanian, inovasi, dan kecintaan terhadap cita rasa lokal. Selamat berpetualang kuliner sambil menggali nilai sejarah di balik setiap sajian!